Sikap Tidak Moderat Berawal dari Merasa Diri Ekslusif
  • Fitria Fitria
  • 4 April 2023
  • 587x Dilihat
  • Berita

Sikap Tidak Moderat Berawal dari Merasa Diri Ekslusif

Padang - Indonesia telah dikenal sebagai negara yang harmonis dengan kemajemukan ras, suku, bahasa, hingga agama. Maka gejala-gejala sikap tidak moderat atau yang lebih dikenal dengan sikap ekstrem harus diantisipasi demi menjaga NKRI.

Plt. Sekretaris Badan Litbang dan Diklat Kemenag Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.Ag mengatakan sikap ekstrem diawali dengan merasa diri ekslusif yang dilanjutkan sikap superior.

“Mulanya bersikap eksklusif, kemudian muncul sikap superior yang merasa dirinya paling agamis dan paling benar dan menyalahkan yang lain,”ujarnya melalui zoom meeting pada Selasa (4/4/22).

Dan puncaknya setelah merasa paling benar ialah mulai melalukan diskriminasi atas pemahaman orang lain dan muncul sikap intoleransi.

Lebih lanjut, menurut Arskal Salim Indonesia akrab dengan keharmonisan karena memiliki kearifan lokal yang dapat membuat antara penduduk satu dan lainnya hidup tentram dan damai.

“Hal itulah yang menjadi modal bagi warga Indonesia untuk memelihara kesatuan dan persatuan bangsa sejalan dengan konsep Moderasi Beragama,”lanjutnya.

Terlebih, angka pemeluk muslim di Indonesia terbilang tinggi dengan persentase lebih dari 80 persen. Dengan demikian, umat muslim sebagai mayoritas mengemban tanggung jawab untuk memelihara kerukunan antar umat beragama.

“Umat muslim seyogyanya dapat merangkul pemeluk umat beragama lain demi persatuan bangsa.”

Diakhir ceramahnya, Arskal Salim mengutip ungkapan Presiden RI KH. Abdurahman Wahid yang mengatakan “Tidak boleh ada pembedaan kepada setiap warga negera Indonesia berdasarkan agama, bahasa ibu, kebudayaan serta ideologi”.

Hal tersebut disampaikan Arskal Salim pada ceramah terkait Sketsa Kehidupan Keberagamaan Indonesia secara virtual pada peserta pelatihan Penggerak Penguatan Moderasi Beragama di BDK Padang, Kabupaten Muaro Jambiq dan Kabupaten Tebo serta Pelatihan PAI SMA/SMK di Bungo periode 3-8 April 2023.

Plt. Kepala BDK Padang H. Aprianto, S.Ag., M.A., serta panitia dan pengajar pada pelatihan terkait pun turut terlibat dalam pertemuan secara virtual tersebut.