MEMPERTAHANKAN POTENSI KEPEMIMPINAN

MEMPERTAHANKAN POTENSI KEPEMIMPINAN

       Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempu-an), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang sa-leh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suami-nya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). ) Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, ) hendaklah kamu beri nasi-hat kepada mereka, tinggalkanlah me-reka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar. QS Annisa:34

Sesungguhnya Laki-laki pemimpin dari Perempuan. Apakah cukup dipahami sampai disini. Jangan berbangga dulu sebagai kaum laki-laki. Ingat Alquran turun adalah ditengah tertindasnya harkat martabat perempuan oleh kebodohan masa jahiliyah. ketahuilah, masa itu yang dianggap manusia hanyalah kaum laki-laki, perempuan boleh diperlakukan semaunya, Akibatnya  merasa malu jika memiliki anak perempuan, hal ini pernah dialami oleh khalifah umar sebelum masuk islam

Boleh jadi kalimat ini sebagai penghibur, pelipur lara buat laki-laki. Karena Alquran memiliki karya sastra yang tinggi, ketika menyampaikan sesuatu ada saatnya menyampaikan secara halus. Mengapa, karena makna rijalun qoawwamuna alannisa, memang berarti semua laki-laki. Tapi ayat ini di awali oleh lamma’rifah yang masuk pada isin sehingga memiliki makna khusus. Belum tentu setiap laki-laki adalah pemimpin. Jika laki-laki tidak ingin hilang label pemimpin pada dirinya, maka harus memiliki paling tidak dua syarat, sebagaimana lanjutan ayat tersebut.

Jadi ada dua syarat dapat jadi pemimpin, 1) memiliki kelebihan (bimaa faddhallalhu ba’dhohum ‘ala ba’bhin), 2) memiliki kemampuan memberikan nafkah harta. (wabimaa amfaquu min amwaalihim)

Memiliki kelebihan dapat dilihat  dari berbagai dimensi, seperti level pendidikan, wawasan yang luas, pengalaman, keterampilan, dan yang paling utama adalah ketaatan pada Allah, fazfar bizaatiddin, karena ada empat kriteria dalam pemilihan jodoh, harta, kecantikan, keturunan dan agama.

Menurut Anis Baswedan dalam konteks kepemimpinan bahwa pembeda antara pelayan dengan yang dilayani, antara pemimpin dengan yang dipimpin ditentukan oleh level pendidikan, tidak selalu tingkat sekolah tinggi tapi keterdidikannya harus tinggi, sekolah belum tentu, buktinya ibuk Susi jenjang pendidikannya tidak tapi level pendidikannya tinggi.(Jaya Suprana Kaget Gelar Anis Baswedan. www.youtube.com)

Memiliki kemampuan memberikan nafkah berarti bertanggung jawab atas amanah yang diberikan, mungkin karena memiliki pekerjaan, penghasilan yang jelas, bukan pemalas pengangguran, mereka memiliki kemampuan memberi bukan suka diberi. Islam tidak mengenal atau menyuruh umatnya meminta-minta. Tangan di atas lebih mulia dari yang dibawah. Tangan kanan yang memberi tangan kiri tidak tahu. Jadi mereka gemar bersadaqah/memberi, sangat peduli pada sesama. Bukankah perintah Allah setelah aqimusshalaah waatuzzakaah.Setelah menjalin hubungan baik dengan Allah, jangan lupa menjalin hunbungan baik dengan sesama manusia

Dalam teori Maslow, biasanya orang maju untuk calon atau mempromosikan diri untuk jadi pemimpin, baik eksekutif maupun legislative, adalah dalam rangka pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri setelah terpenuhinya semua kebutuhan mulai dari kebutuhan dasar/primer, sekunder, tersier dan lux. Karena untuk menjadi seorang top leader pasti membutuhkan kos yang besar, bukan berharap dari sumbangan pihak lain yang ujung-ujungnya berhutang budi akhirnya korupsi.

Perlu diingat, bahwa untuk menjadi pemimpin harus memiliki persiapan yang matang, bukan system karbitan. Butuh waktu yang lama dengan segala lika-liku permasalahan yang harus dihadapi, Selama menempuh pendidikan harus terbangun karakter pada diri bersangkutan, Karakter ada dua yaitu 1) karakter moral  antara lain jujur, rendah hati, beriman bertaqwa. 2) karakter kinerja yaitu: kerja keras, kerja tuntas, dan ulet tangguh (.(Jaya Suprana Kaget Gelar Anis Baswedan. www.youtube.com). Karakter sebagai pemimpin merupakan motor penggerak  sekaligus sebagai model yang akan diikuti oleh followernya. Majunya suatu bangsa jika dipimpin oleh pemimpin berkarakter, yang memiliki visi dan misi yang jelas, selalu mengedepankan keikhlasan dan kesabaran serta bertanggung jawab atas segala kebijakan yang telah diputuskan. Baginda Nabi Muhammad.SAW dipersiapkan Allah SWT dalam waktu 40 tahun untuk menjadi Rasul/pemimpin. Selama masa persiapan atau masa pembentukan seorang Rasul  ada 4 hal yang dibentuk Allah SWT pada diri Muhammad, antara lain: 1) siddiq, 2) amanah, 3) fathanah dan 4) tabligh. Inilah bekal yang perlu disiapkan jika ingin menjadi pemimpin.

Kesimpulan

Bahwa potensi kepemimpinan secara zahir memang ada pada laki-laki, bukan berarti tertutup untuk perempuan, perempuan tetap memiliki peluang yang sama, maka penuhilah syarat untuk menjadi pemimpin. Perlu diingat bahwa dalam  alquran sebutan laki-laki dengan perempuan sering dalam proporsi yang seimbang, adakalanya disebutkan mukmin dan mukminat, muslimin dan muslimat, Maka wajar dalam persfektif gender potensi pemimpin memiliki peluang yang sama antara laki dengan perempuan. Oleh karena demikian sebagai kaum laki-laki jika tidak ingin potensi kepemimpinan tereliminasi, maka hendaklah membaca ayat ini hingga akhir ayat, bahwa untuk menjadi pemimpin harus memiliki berbagai kelebihan dan siap untuk memberikan segala yang dimiliki atas yang dipimpinnya.